
Setelah menyelesaikan masa pendidikan di bangku SMA atau perguruan tinggi, setiap lulusan dihadapkan pada pilihan besar: melanjutkan kuliah atau langsung bekerja. Jika kamu memilih untuk terjun ke dunia kerja, maka satu dokumen penting yang akan menjadi “tiket masuk” pertamamu adalah CV (Curriculum Vitae).
CV akan menjadi alat untuk memperkenalkan dirimu kepada perusahaan, termasuk latar belakang pendidikan, keterampilan, hingga pengalaman organisasi yang kamu miliki. Namun, satu pertanyaan yang sering muncul adalah:
Perlukah menyertakan foto di dalam CV?
Apa Itu CV?
CV adalah dokumen profesional yang merangkum latar belakang pendidikan, keterampilan, pengalaman kerja dan pencapaian seseorang. Untuk lulusan baru , CV biasanya berisi pengalaman organisasi, kegiatan ekstrakurikuler, kompetisi, magang dan keterampilan relevan. CV digunakan untuk membantu rekruter mengenal siapa kamu secara profesional, sebelum bertemu langsung dalam proses seleksi kerja.
Menurut buku “Cracking the Code to a Successful Interview” oleh Evan Pellett, CV bukan hanya soal pengalaman, tapi juga soal seberapa efektif kamu bisa mempresentasikan nilai yang kamu bawa kepada perusahaan.
Perlukah Menyertakan Foto di CV? Ini Pertimbangannya.
Salah satu pertanyaan paling umum saat membuat CV adalah: “Apakah perlu menyertakan foto?” Jawabannya tidak selalu sederhana. Ada sejumlah faktor yang perlu dipertimbangkan, seperti industri, budaya kerja di negara tujuan, dan jenis posisi yang dilamar.
1. Kapan Sebaiknya Menyertakan Foto di CV?
- Jika Posisi yang Dilamar Membutuhkan Representasi Personal
Misalnya pada bidang seperti frontliner, customer service, public relations, atau industri kreatif seperti penyiaran dan periklanan. Perusahaan ingin melihat representasi visual kandidat yang akan berhadapan langsung dengan klien atau publik. Penampilan dapat menjadi bagian dari kualifikasi kerja. - Jika Diminta Secara Spesifik
Beberapa perusahaan memang mencantumkan secara spesifik bahwa CV harus dilengkapi dengan pas foto. Dalam kasus ini, tentu perlu dipenuhi. - Melamar di Perusahaan Lokal yang Masih Umum Menerima CV dengan Foto
Di Indonesia, masih banyak HRD yang terbiasa melihat foto di CV. Meski tidak wajib, dalam beberapa kasus, tidak menyertakan foto bisa membuat CV tampak kurang lengkap di mata perekrut tradisional. - Melamar di Negara yang Umum Menyertakan Foto
Di beberapa negara seperti Jerman, Perancis, atau Indonesia, menyertakan foto masih dianggap wajar, meskipun trennya mulai berubah.
2. Kapan Sebaiknya Tidak Menyertakan Foto?
- Jika Melamar di Negara yang Menghindari Diskriminasi
Di negara seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Australia, menyertakan foto di CV justru tidak disarankan. Alasannya adalah untuk menghindari bias atau diskriminasi berdasarkan ras, usia, jenis kelamin, dan lainnya. - Jika Melamar ke Perusahaan Internasional
Di negara-negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Kanada, dan Australia, menyertakan foto dalam CV tidak disarankan, karena bertentangan dengan prinsip fair hiring. - Jika Fokus Posisi Ada pada Kualifikasi Teknis
Untuk posisi yang menilai kemampuan teknis, fokus pada skill dan portofolio seperti IT dan software developer, content writer, desain grafis, akuntansi & keuangan, data analyst atau digital marketing, foto tidak menambah nilai signifikan. - Jika CV Harus Lolos ATS (Applicant Tracking System)
Banyak perusahaan besar menggunakan software ATS untuk menyaring CV. Foto bisa membuat file CV lebih berat atau bahkan tidak terbaca optimal.
3. Kalau Memutuskan Menyertakan Foto, Apa yang Harus Diperhatikan?
- Gunakan foto formal dengan latar belakang polos dan netral
- Gunakan foto formal dan terbaru (maksimal 6 bulan terakhir)
- Pakaian formal, seperti kemeja, jas, atau blazer
- Ukuran proporsional, misalnya 3×4 atau 4×6 (jangan terlalu besar)
- Pastikan resolusi tinggi, pencahayaan baik, dan wajah terlihat jelas
- Jangan gunakan foto dengan ekspresi berlebihan atau pose tidak profesional
- Hindari selfie atau potongan dari foto bersama
Kesimpulan
Menyertakan foto di CV bukanlah keharusan, tetapi keputusan strategis. Dalam beberapa konteks foto bisa menjadi nilai tambah asalkan dilakukan dengan tepat. Selalu sesuaikan dengan industri, negara tujuan, dan posisi yang dilamar. Jika kamu ragu, cari tahu dulu permintaan dari lowongan kerja tersebut. Saat tidak ada kewajiban, lebih aman untuk tidak menyertakan foto dan memastikan isi CV sudah mencerminkan siapa kamu secara profesional.
Seperti yang ditulis dalam Harvard Business Review, “Hiring managers should look past superficial indicators. A well-written, tailored CV tells more about someone’s potential than a profile picture ever could.”
Baca juga:
CV dan Resume, Apasih Bedanya?